Copy Link
Add to Bookmark
Report
Echo Magazine Issue 16 Phile 0x002
echo|zine, volume 5 issue 16
Pseudo-Random
by anonymous <anonymous <at> echo.or.id>
Beberapa waktu yang lalu iDefense mengumumkan Q1 2007: Security Challenge
yang menjanjikan uang sebesar US$8,000 sampai US$12,000 bagi mereka yang
berhasil menemukan Remote Arbitrary Code Execution vulnerability pada
produk Microsoft Windows Vista dan Internet Explorer 7. Menggiurkan,
bukan? Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa penawaran yang sama akan
berlipat ganda di blackmarket.
Microsoft Windows Vista dan Internet Explorer 7, keduanya adalah 2 produk
baru dari Microsoft yang masih dipenuhi dengan banyak pertanyaan tentang
status keamanannya. Akankah lebih baik dari produk-produk sebelumnya atau
mungkin lebih buruk?
Saya pernah bertemu dengan beberapa orang yang bertanggungjawab atas
rilisnya 2 produk tersebut. Banyak hal baik yang disampaikan, saya
mengatakan demikian karena saya mengenal baik mereka yang adalah
orang-orang yang kompeten dibidangnya, bukan sebagai orang pemasaran
yang hanya dapat menghapal brosur.
Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu mereka merekrut 3 dari 4 anggota
Last Stage of Delirium Research Team asal Polandia untuk melakukan audit
secara kontinyu pada pengembangan produk-produk Microsoft. Selain itu,
saya juga mengetahui bahwa secara berkala Microsoft juga mempekerjakan
pihak eksternal untuk melakukan source code review.
Perlu dicatat, saya bukan habis di-brainwash oleh Microsoft. Saya hanya
kebetulan mengenal baik orang-orang yang terlibat. Dunia keamanan
komputer dan informasi terlalu kecil jika dibandingkan dengan anggota
komunitas Kaskus.
Lalu apa yang menjadi benang merah antara program iDefense dengan
pembenahan besar-besaran Microsoft terhadap proses pengembangan
produk-produknya? Menurut saya jawabannya adalah komitmen untuk menjadi
lebih baik.
Komitmen dapat datang dari internal Microsoft sendiri atau dari luar.
Mengingat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir produk Microsoft Windows
2000, Microsoft Windows XP, juga Internet Explorer 6 sepertinya tidak
henti-hentinya mendapat serangan bad publication dari setiap
vulnerability yang ditemukan pada produk-produk tersebut.
Mungkin saya adalah pendukung conspiracy theory sehingga saya berpendapat
bahwa Microsoft-lah yang mendanai program Security Challenge iDefense.
Alasannya? Akan sangat murah bagi Microsoft untuk mendanai program
tersebut ketimbang mengembangkan divisi yang berhubungan dengan
quality control, research, atau internal auditnya.
Bicara soal biaya 'quality control', saya teringat pendapat salah
seorang ahli keamanan komputer lokal yang tidak ingin saya sebutkan
namanya di sini, ia berpendapat bahwa lebih baik menggunakan aplikasi
bikinan sendiri, untuk menghindari ketergantungan patch dari vendor.
Namun ia juga mengakui bahwa diperlukan juga kemampuan yang cukup untuk
memperbaiki sendiri.
Saya tidak menyalahkan atau membenarkan pendapat tersebut. Saya melihat
dari sisi yang lain. Sebagai ilustrasi, ketika saya menulis sendiri
sebuah artikel, saya tidak mampu menemukan kesalahan pengejaan yang
saya lakukan walaupun artikel tersebut sudah dibaca berkali-kali.
Namun setelah saya meminta seorang rekan untuk membantu saya melakukan
review terhadap artikel yang saya tulis, ditemukan banyak sekali
kesalahan eja, dan terkadang kesalahan fatal lainnya. Peer review
saya yakini sangat membantu dalam proses 'quality control'.
Kembali ke soal program Security Challenge iDefense dan upaya pembenahan
Microsoft, 'peer-review' dari publik (dalam hal ini diwakili oleh
bug hunters) dapat menjadikan produk Microsoft Windows Vista dan Internet
Explorer akan lebih baik. Cara yang sama juga dilakukan oleh para
pengembang sistem operasi OpenBSD yang terang-terangan memasang tulisan
'Only one remote hole in the default install, in more than 10 years!'
pada halaman indeks website mereka. Mereka tidak hanya menantang publik,
tapi juga diri mereka sendiri.