Copy Link
Add to Bookmark
Report
Echo Magazine Issue 13 Phile 0x002
echo|zine, volume 4, issue 13
----------------------------[ Pseudo-random ]-----------------------------
--------------------------------------------------------------------------
------------------------------[ anonymous ]-------------------------------
-- -- -( Supply and Demand )
Suatu hari saya menerima e-mail dari seseorang yang tidak saya
kenal, isi e-mailnya cukup mengejutkan saya. Berikut salinan e-mail
tersebut dengan beberapa informasi yang sudah dimodifikasi untuk menjaga
privasi saya dan si pengirim e-mail.
From: ajat sudrajat
Subject: Bisnis
To: anonymous
Siang anonymous, saya ada keperluan dengan anda, tolong carikan saya
Database nama-nama berikut no hp orang yg mempunyai rekening bank
diatas Rp 500 juta. Setiap 5000 data yang saya terima saya akan
membayar anda Rp 1 juta. Untuk lebih jelas hubungi saya di Hp.
0815909XXXX kantor : 021 515XXXX (Ajat). Mohon jawabannya. Thanks.
Saya tidak tahu pasti apa yang menyebabkan si Ajat mengirimkan
e-mail tersebut. Mungkin ia berpikir bahwa saya adalah staff IT sebuah
bank. Mungkin juga ia berpikir saya adalah seorang hacker yang mau
menerima perkerjaan mengumpulkan informasi yang diminta dengan cara
membobol sistem sebuah bank. Sepertinya hanya si Ajat saja yang tahu.
Terlepas dari apa yang memotivasi si Ajat yang meminta saya untuk
mencarikan daftar nama yang memiliki saldo diatas 500juta rupiah di
bank. Ada hal lain yang saya lihat sebagai suatu hal yang membuat
saya kuatir. Hal tersebut adalah "Identity Theft".
Saya pikir e-mail tersebut sudah dapat menjadi indikator bahwa
jual-beli informasi yang berhubungan dengan identitas seseorang di
Indonesia sudah mulai harus mendapatkan perhatian khusus.
Ingin contoh nyata? Coba saja Anda menghubungi via telepon salah
satu restoran Pizza di Jakarta. Dengan sedikit trik social engineering,
Anda mungkin dapat mencari tahu pizza kesukaan seseorang, delivery
address, nomor telepon, bahkan nama-nama orang lain yang memiliki
delivery address sama yang juga suka memesan pizza di restoran tersebut.
Sebenarnya relatif mudah mencari informasi seseorang. Namun
mungkin saja harga yang ditawarkan oleh si Ajat tidak seimbang dengan
nilai pekerjaan yang harus saya lakukan. *kidding*
Oh ya, saya baru mengetahui bahwa ternyata sebuah bank punya
kebiasaan mengirimkan kue dan ucapan selamat ulang tahun bagi nasabahnya.
Sudah dapat dipastikan tentunya nasabah yang setia (baca: punya saldo
cukup lumayan yang tersimpan di bank tersebut untuk sekian waktu lamanya).
Ketimbang "ngehack" bank, lebih baik cari tau siapa pembuat kue yang
menjadi langganan dan kemudian mencari daftar alamat pengiriman kue yang
diorder oleh bank tersebut. Selamat mencari.. :-)
-- -- -( 2005: Rise of The Bugs )
Melihat jumlah vulnerabilities pada database vulnerability selama
lima tahun terakhir sempat membuat saya termenung sejenak.
-----------------------------------------------------
Database : 2005 2004 2003 2002 2001
-----------------------------------------------------
CERT/CC : 5,990 3,780 3,784 4,129 2,437
NVD : 4,584 2,340 1,248 1,943 1,672
OSVDB : 7,187 4,629 2,632 2,184 1,656
Symantec : 3,766 2,691 2,676 2,604 1,472
-----------------------------------------------------
Sumber: Computer Emergency Response Team Coordination Center
(CERT/CC), National Vulnerability Database, Open-Source
Vulnerability Database, dan Symantec Vulnerability Database.
Melonjaknya jumlah vulnerabilities pada tahun 2005 sepertinya terjadi
karena banyak ditemukan bugs yang mudah sekali ditemukan pada aplikasi
web. Banyak orang menemukan vulnerabilities di dalam aplikasi sederhana
-- distribusinya yang kecil dan mudah diinstal, seperti aplikasi guest
book, blogging tools (dan juga plugins-nya), dan lain-lain. Saya pikir
dengan kemampuan rata-rata (mengerti programming, dan mengenal
karakteristik threat tipe aplikasi) seseorang dapat dengan mudah
menemukan bugs pada aplikasi-aplikasi tersebut. Coba saja lihat artikel
"0second: Meet The Bugs" dari y3dips pada issue #13 ini, yang membahas
bagaimana seseorang dapat mulai melakukan pencarian bugs dari sebuah
aplikasi.
Hal lain yang sempat membuat saya tersenyum adalah cukup banyaknya
kontribusi orang-orang Indonesia untuk temuan vulnerabilities dari
database vulnerability yang saya amati. Saya pikir saya tidak perlu
menyebutkan nama-nama mereka disini. Terlepas dari apa tujuan mereka
melakukan bugs hunting, saya berharap aktivitas tersebut dapat terus
mereka lakukan.